Sabtu, 01 Desember 2012

Kisah Memotivasi


Kita ?
Seorang anak SD asyik menggambar seorang pelaut dengan pakaian kebesarannya dan kapalnya yang besar. Saat ditanya mengapa menggambar pelaut maka ia menjawab agar dapat berkeliling banyak tempat di dunia.

Waktu berlalu dan sang anak telah beranjak remaja, kali ini ia menggambar seorang mengenakan jas lengkap dengan dasi dan tas kerjanya sedang berdiri di samping kapal yang amat besar. Saat ditanya apa arti gambar tersebut, ia menjawab itu dirinya yang menjadi seorang pemilik perusahaan perkapalan agar dapat memberi pekerjaan kepada banyak orang.
Seperti kehidupan kita yang terus berubah, ada yang menggambarkan kehidupannya sebagai sesuatu yang sederhana ada pula yang menggambarkannya begitu kompleks. Apapun "gambar" yang kita bayangkan, semua pasti berubah dan hanya yang memahami perubahan mampu menyesuaikannya.
“Semua harapan kita tidak akan terwujud tanpa upaya nyata. Tujuan kita adalah peta jalan yang memandu kita dan menunjukkan apa yang mungkin untuk hidup kita.”
Pemain Golf
Seorang pemain golf profesional bertanding dalam sebuah turnamen. Ia baru saja membuat pukulan yang bagus sekali yang jatuh di dekat lapangan hijau. Ketika ia berjalan di fairway, ia mendapati bolanya masuk ke dalam sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang mungkin dibuang sembarangan oleh salah seorang penonton. Bagaimana ia bisa memukul bola itu dengan baik?
Sesuai dengan peraturan turname,  jika ia mengeluarkan bola dari kantong kertas itu, ia terkena pukulan hukuman. Tetapi kalau ia memukul bola bersama-sama dengan kantong kertas itu, ia tidak akan bisa memukul dengan baik. Salah-salah, ia akan mendapatkan skor yang lebih buruk lagi. Apa yang harus dilakukannya?
Banyak pemain mengalami hal serupa. Hampir seluruhnya memilih untuk mengeluarkan bola dari kantong kertas itu dan menerima hukuman. Setelah itu mereka bekerja keras sampai ke akhir turnamen untuk menutup hukuman tadi.
Hanya sedikit, bahkan mungkin hampir tidak ada, pemain yang memukul bola bersama kantong kertas itu. Resikonya terlalu besar. Namun, pemain profesional ini tidak memilih satu di antara dua kemungkinan itu.
Tiba-tiba ia merogoh sesuatu dari saku celananya dan mengeluarkan sekotak korek api. Lalu ia menyalakan satu batang korek api dan membakar kantong kertas itu. Ketika kantong kertas itu habis terbakar, ia memilih tongkat yang tepat, membidik sejenak, mengayunkan tongkat, bola terpukul dan jatuh persis ke dalam lubang di lapangan hijau. Bravo! Dia tidak terkena hukuman dan tetap bisa mempertahankan posisinya.
Ada orang yang menganggap kesulitan sebagai hukuman, dan memilih untuk menerima hukuman itu. Ada yang mengambil resiko untuk melakukan kesalahan bersama kesulitan itu. Namun, sedikit sekali yang bisa berpikir kreatif untuk menghilangkan kesulitan itu dan menggapai kemenangan.

Antara Komitmen, Kesabaran dan Pengendalian Diri
Seorang wanita memenuhi undangan wawancara untuk sebuah pekerjaan yang diinginkannya. Sesuai dengan undangan yang diterimanya, wanita itu datang tepat jam 5 pagi di musim hujan yang dingin. Setelah sampai, dia dipersilahkan masuk dan menunggu selama 3 jam sebelum diwawancarai. Apa yang ditanya penguji terhadap wanita ini saat wawancara? Wanita tersebut hanya disuruh mengeja abjad dan disuruh menjawab pertanyaan sepele "2+2 jadinya berapa?"
Setelah itu, wanita tersebut disuruh pulang. Jika kita menjadi wanita ini, bagaimana reaksi kita? Tentunya kita akan marah sebab kita merasa dipermainkan. Mengapa disuruh datang jam 5 pagi, bukankah seharusnya lebih manusiawi jika disuruh berangkat lebih siang?

Saat kita sudah datang jam 5 pagi, ternyata masih harus menunggu 3 jam lamanya, bukankah kita punya alasan untuk marah? Sebab kita membayangkan nyamannya 3 jam di pagi hari itu jika digunakan untuk melanjutkan tidur. Terlebih lagi pertanyaan yang diberikan kepada kita adalah pertanyaan anak TK, bukankah kita bisa marah? Datang jam 5 pagi dan menunggu 3 jam hanya untuk pertanyaan bodoh seperti itu?
Namun dari banyak pelamar, wanita inilah yang akhirnya diterima bekerja. Mengapa bisa demikian? Si penguji menjelaskan alasannya, "pertama, saya menyuruhnya datang jam 5 pagi sementara hujan sedang turun. Saat ia datang berarti dia punya Komitmen. Saat saya menyuruhnya menunggu selama 3 jam dan dia melakukannya, berarti dia punya Kesabaran. Saat saya memberikan pertanyaan sepele, dia tidak jengkel dan marah, berarti dia punya Pengendalian Diri yang bagus".
Sahabat, sesungguhnya setiap hari kita dihadapkan dengan ujian-ujian kehidupan semacam itu. Melalui hal-hal kecil dan sepele sesungguhnya kesabaran, komitmen, integritas dan karakter kita sedang diuji. Jika kita berhasil lulus melalui ujian-ujian seperti itu, percayalah bahwa berkat dan keberhasilan sudah menanti di depan kita.

“Jadilah pemenang atas setiap ujian kehidupan yang datang dalam hidup kita.”

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2011 @ Nur Anisyah Rachmaningtyas!
Design by Wordpress Manual | Bloggerized by Free Blogger Template and Blog Teacher | Powered by Blogger